Potensi Wisata di Kabupaten Bantul Yogyakarta


Pembangunan kepariwisataan merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek wisata dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan pengembangan usaha dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan, jasa konvensi, penyediaan akomodasi dan penyediaan jasa transportasi wisata akan berfungsi disamping meningkatkan daya tarik bagi bertambahnya jumlah wisatawan juga mendukung berkembangnya obyek dan daya tarik sebuah obyek wisata baru.

Berkembangnya pembangunan pariwisata dapat dilihat dari peningkatan jumlah devisa yang diraih oleh sektor pariwisata dan semakin banyaknya Daerah Tujuan Wisata (DTW). Perkembangan dan perubahan dari tahun ke tahun juga dialami oleh pariwisata di Indonesia. Pariwisata di Indonesia kini memberikan peran yang nyata dalam memberikan manfaat terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang yang terampil dalam bidang pariwisata semakin bertambah banyak jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa semakin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini semakin baik.

Sejak awal dekade delapan puluhan kepariwisataan yang semula wisatawan memperoleh kesenangan di daerah tujuan wisata, telah bergeser selain kesenangan juga ingin memperoleh pengalaman baru. Wisatawan menghendaki memperoleh berwisata yang berkualitas dengan melaksanakan kontak yang lebih mendalam dengan alam dan masyarakat. Adanya keinginan wisatawan yang umumnya berasal dari negara maju atau negara- negara industri untuk memperoleh pengalaman baru, kontak lebih mendalam terhadap alam dan masyarakat sangat menguntungkan bagi negara- negara tropika, termasuk Indonesia (Fandeli, 2002).

Kabupaten Bantul kaya akan sumbe rdaya yang dapat dikembangkan untuk Obyek Daya Tarik Wisata (yang selanjutnya disingkat dengan ODTW). Pada masa depan, kepariwisataan di Kabupaten Bantul cukup potensial untuk untuk dapat dikembangkan sebagai daerah wisata mass tourism dan dirintisnya wisata minat khusus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari tabel 1.2 serta key person dari Dinas Pariwisata setempat bahwa hanya empat obyek wisata pantai yang dikelola oleh Pemda Kabupaten Bantul. Keempat pantai yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah tersebut meliputi Pantai Parangtritis, Pantai Samas, Pantai Pandansimo dan Pantai Kwaru. Kabupaten Bantul sebenarnya masih memiliki empat obyek pantai lainnya yang cukup potensial untuk dikembangkan. ODTW minat khusus ini justru didorong untuk dapat dikembangkan, seiring meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara.

Sebagai daerah yang tidak dapat dipisahkan dari kepariwisataan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, peran Kabupaten Bantul amatlah penting. Kabupaten Bantul mempunyai nilai kepariwisataan yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Yogyakarta. Obyekwisata di Bantul mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang, untuk itu pembangunan pariwisata diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendukung kegiatan ekonomi yang terkait dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alamnya.

Karakter wilayah yang terjadi di Kabupaten Bantul relatif beragam. Apabila dilihat bentang alamnya secar amakro, wilayah ini terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Bagian selatan ini merupakan bagian dari daerah bagian tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di pantai selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek. Wilayah pesisir Kabupaten Bantul sebagian besar mempunyai zone dataran rendah dan sedikit zona perbukitan (sekitar Pantai Parangtritis). Kondisilahan di daerah perbukitan umumnya terdiri dari batuan kapur dan tanah yang dangkal, dengan akses jalan yang naik turun dan berkelok tajam.

Ketersediaan air tanah permukaan (sumur dangkal) di wilayah perbukitan juga sangat terbatas. Air bawah tanah di wilayah ini yang tersedia cukup banyak namun terdapat di puluhan sampai ratusan meter jaraknya dari permukaan tanah, sehing gasulit dijangkau dengan pengeboran sumur biasa.Sedangkan lahan di kawasandataran rendah di pesisir Kabupaten Bantul ini umumnya merupakan pasir pantai yang sangat porous (mudah meloloskan air) sehingga mudah kering dan tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah. Kondisi iklim, terutama angin, bertiup cukup kencang dan mampu merobohkan tanaman semusim apabila tanpa pelindung (pagar). Kondisi air tanah dengan Ph netral hampir mendekati garis pantai dengan jarak sekitar 50–100 meter.